Kenapa Self-Hosted?
Provider QR-based sering mengecewakan dan mahal.
- Ingin kontrol penuh dan biaya minim.
- CLI murni kurang ramah; cari solusi lebih praktis.
Terinspirasi dari posting Facebook tentang pengalaman membangun bot WhatsApp mandiri dengan repo Go WhatsApp Web Multidevice, lengkap dengan opsi deployment murah.
Provider QR-based sering mengecewakan dan mahal.
Repo favorit: aldinokemal/go-whatsapp-web-multidevice.
Manajemen multi-bot lebih enak pakai PaaS self-host.
Peluang monetisasi: bantu orang kelola botnya.
Dari pengalaman pribadi, solusi API WhatsApp unofficial sering kali mahal dan tidak stabil. Itu alasan utama membangun bot sendiri menggunakan stack Go agar lebih fleksibel dan murah.
Setelah mencoba beberapa library CLI, akhirnya menemukan proyek open-source yang menyediakan binary siap pakai dan dukungan Docker. Cukup klik dua kali di Windows atau jalankan container untuk memulai.
Dengan CapRover/Portainer, satu VPS kecil dapat menampung beberapa nomor sekaligus. Biaya hanya ~USD5/bulan, bahkan bisa gratis di Oracle Cloud free tier berkat dukungan arsitektur ARM.
Tools open-source tersebut belum punya fitur campaign builder, monitoring multi akun, ataupun notifikasi ketika bot down. Ini peluang untuk membuat layanan tambahan tanpa mengganggu kemandirian user.
Ide awalnya adalah merilis dashboard gratis (atau murah) yang membantu pengguna mengelola botnya sendiri: status heartbeat, autoresponder drag-and-drop, workflow builder, dan alert ke channel favorit.
Bingung deploy ke VPS? Tinggalkan komentar agar dibuatkan video tutorialnya.